Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya,
bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat
bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih belum
dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum baik
dan benar?” Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa
Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang
benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam
kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang baik dan benar itu?
Hal itulah yang akan dibahas dalam modul ini. Sekaitan dengan itu, anda dapat
mempelajarinya melalui modul ini. Setelah mempelajari, anda diharapkan
mengetahui analisis kesalahan berbahasa, kemudian anda dapat mempraktikkannya
dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, anda harus mengetahui hal-hal
sebagai berikut:
1.
Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2.
Kategori Kesalahan Berbahasa.
3.
Sumber Kesalahan Berbahasa.
4.
Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.
5. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa.
Untuk membedakan
antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut
Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.
Perbandingan antara
Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Kategori Sudut
Pandang
|
Kesalahan Berbahasa
|
Kekeliruan Berbahasa
|
1. Sumber
2. Sifat
3. Durasi
4. Sistem
Linguistik
5. Produk
6. Solusi
|
Kompetensi
Sistematis,
berlaku secara Umum
Permanen
Sudah
dikuasai
Penyimpangan
kaidah
Bahasa
Dibantu oleh
guru melalui
latihan
pengajar remedial
|
Performasi
Acak, tidak
sistematis,
secara
individual
Temporer/sementara
Belum
dikuasai
Penyimpangan
kaidah
Bahasa
Diri sendiri
(siswa):
mawas diri,
pemusatan
perhatian
|
Dari
artikel dibawah ini saya akan menganalisis apa saja yang harus diperbaiki dalam
berbahasa Indonesia.
KIPER PENJEBOL GAWANG LAWAN
Menjebol
gawang lawan tentu saja bukan hak prerogatif striker. Kiper pun bisa
melakukannya. Di Premier League, meski belum banyak, tapi ada tukang jaga
gawang yang bisa pula menjebol gawang tim lawan.Kiper pertama yang berhasil
melakukannya adalah Peter Schmeichel. Mencetak gol sesungguhnya bukan hal yang
mengejutkan buat kiper legendaris Manchester United ini karena sepanjang
karirnya dia mampu membukukan 10 gol.
Khusus
di Liga Inggris dia cuma membukukan satu gol, itu pun tidak bersama "Setan
Merah". The Great Dane melakukannya bersama Aston Villa di musim 2001/02.
Sayang,
sumbangan satu golnya tetap tak mampu menyelamatkan Villa dari kekalahan 2-3
atas Everton.Nasib Schmeichel setali tiga uang dengan Brad Friedel.
Meski
mencetak satu gol ke gawang Charlton Athletic pada 21 Februari 2004, dia tetap
tak bisa menghindarkan klubnya, Blackburn Rovers dari kekalahan 2-3.Kiper
terakhir yang bisa mencatatkan namanya di papan skor adalah Paul Robinson. Aksi
Robinson menjebol gawang Watford pada 17 Maret 2007 berakhir dengan kemenangan
Tottenham Hotspur 3-1.
Jika
umumnya kiper mencetak gol dari screeming bola mati di menit-menit akhir atau
via tendangan penalti, Robinson melakukannya lewat eksekusi tendangan bebas.
Uniknya, free kick-nya tersebut tidak di daerah berbahaya tim lawan, melainkan
dari areal permainan sendiri. Dari jarak 88 meter, bola tembakan Robinson
melayang jauh, memantul di kotak penalti Watford dan kiper Ben Foster melakukan
blunder untuk mengantisipasi.
Bola
pun masuk gawang.
Gol
itu kemudian tercatat sebagai gol terjauh dalam sejarah Premier League
Inilah yang coba saya perbaiki dari artikel yang
terdapat pada di atas tadi :
Dalam mencetak gol
gawang lawan tentu bukan hak prerogative seorang striker, penjaga gawang pun
dapat melakukannya. Pada Barclays Premier League walaupun sedikit yang dapat
melakukan hal tersebut tetapi ada beberapa yang dapat melakukannya. Penjaga
gawang pertama yang berhasil melakukannya adalah Peter Schmeichel. Tentunya
mencetak gol bukanlah hal yang mengejutkan untuk penjaga gawang legendaris asal
Manchester United, karena sepanjang karirnya dia mampu membuat rekor 10 gol.
Khusus pada Barclays
Premier League dia hanya mencetak 1 gol, itu pun tidak bersama tim “Setan Merah”.
The Great Dane melakukannya bersama
Aston Villa pada musim 20001/2002. Dan sayangnya, sumbangan 1 gol yang ia
lakukan tidak cukup mampu menyelamatkan
Villa dari kekalahan 2 – 3 atas
Everton. Penjaga gawang terakhir yang dapat mencatatkan namanya pada papan
angka adalah Paul Robinson. Aksi Robinson
mencetak gol Watford pada 17 Maret 2007 berakhir dengan kemenangan Tottenham
Hotspur 3 – 1. Jika pada umumnya penjaga
gawang dapat mencetak gol dari tendangan bola mati pada menit-menit akhir,
Robinson dapat melakukannya lewat eksekusi tendangan bebas. Uniknya, tendangan
bebas tersebut tidak pada daerah berbahaya tim lawan, melainkan dari area
permainan sendiri. Dari jarak 88 meter, bola sepakan Robinson melayang jauh
kemudian memantul di kotak penalty Watford dan penjaga gawang Ben Foster melakukan kesalahan sehingga bola masuk ke
gawangnya. Gol tersebut tercatat dalam sejarah rekor gol terjauh dalam Barclays
Premier League.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar