Minggu, 23 Desember 2012

Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Surat Kabar atau Website

Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?” Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam modul ini. Sekaitan dengan itu, anda dapat mempelajarinya melalui modul ini. Setelah mempelajari, anda diharapkan mengetahui analisis kesalahan berbahasa, kemudian anda dapat mempraktikkannya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, anda harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2. Kategori Kesalahan Berbahasa.
3. Sumber Kesalahan Berbahasa.
4. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.
5. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa.

Untuk membedakan antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), menurut Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.

Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa
Kategori Sudut Pandang
Kesalahan Berbahasa
Kekeliruan Berbahasa
1.      Sumber
2.      Sifat

3.      Durasi
4.      Sistem Linguistik

5.      Produk


6.      Solusi
Kompetensi
Sistematis, berlaku secara Umum


Permanen
Sudah dikuasai

Penyimpangan kaidah
Bahasa

Dibantu oleh guru melalui
latihan pengajar remedial
Performasi
Acak, tidak sistematis,
secara individual
Temporer/sementara
Belum dikuasai


Penyimpangan kaidah
Bahasa
Diri sendiri (siswa):
mawas diri, pemusatan
perhatian

Dari artikel dibawah ini saya akan menganalisis apa saja yang harus diperbaiki dalam berbahasa Indonesia.

KIPER PENJEBOL GAWANG LAWAN

Menjebol gawang lawan tentu saja bukan hak prerogatif striker. Kiper pun bisa melakukannya. Di Premier League, meski belum banyak, tapi ada tukang jaga gawang yang bisa pula menjebol gawang tim lawan.Kiper pertama yang berhasil melakukannya adalah Peter Schmeichel. Mencetak gol sesungguhnya bukan hal yang mengejutkan buat kiper legendaris Manchester United ini karena sepanjang karirnya dia mampu membukukan 10 gol.
Khusus di Liga Inggris dia cuma membukukan satu gol, itu pun tidak bersama "Setan Merah". The Great Dane melakukannya bersama Aston Villa di musim 2001/02.
Sayang, sumbangan satu golnya tetap tak mampu menyelamatkan Villa dari kekalahan 2-3 atas Everton.Nasib Schmeichel setali tiga uang dengan Brad Friedel.
Meski mencetak satu gol ke gawang Charlton Athletic pada 21 Februari 2004, dia tetap tak bisa menghindarkan klubnya, Blackburn Rovers dari kekalahan 2-3.Kiper terakhir yang bisa mencatatkan namanya di papan skor adalah Paul Robinson. Aksi Robinson menjebol gawang Watford pada 17 Maret 2007 berakhir dengan kemenangan Tottenham Hotspur 3-1.
Jika umumnya kiper mencetak gol dari screeming bola mati di menit-menit akhir atau via tendangan penalti, Robinson melakukannya lewat eksekusi tendangan bebas. Uniknya, free kick-nya tersebut tidak di daerah berbahaya tim lawan, melainkan dari areal permainan sendiri. Dari jarak 88 meter, bola tembakan Robinson melayang jauh, memantul di kotak penalti Watford dan kiper Ben Foster melakukan blunder untuk mengantisipasi.
Bola pun masuk gawang.
Gol itu kemudian tercatat sebagai gol terjauh dalam sejarah Premier League
Inilah yang coba saya perbaiki dari artikel yang terdapat pada di atas tadi :

Dalam mencetak gol gawang lawan tentu bukan hak prerogative seorang striker, penjaga gawang pun dapat melakukannya. Pada Barclays Premier League walaupun sedikit yang dapat melakukan hal tersebut tetapi ada beberapa yang dapat melakukannya. Penjaga gawang pertama yang berhasil melakukannya adalah Peter Schmeichel. Tentunya mencetak gol bukanlah hal yang mengejutkan untuk penjaga gawang legendaris asal Manchester United, karena sepanjang karirnya dia mampu membuat rekor 10 gol.
Khusus pada Barclays Premier League dia hanya mencetak 1 gol, itu pun tidak bersama tim “Setan Merah”. The Great Dane melakukannya  bersama Aston Villa pada musim 20001/2002. Dan sayangnya, sumbangan 1 gol yang ia lakukan tidak cukup mampu menyelamatkan  Villa dari kekalahan 2 – 3  atas Everton. Penjaga gawang terakhir yang dapat mencatatkan namanya pada papan angka  adalah Paul Robinson. Aksi Robinson mencetak gol Watford pada 17 Maret 2007 berakhir dengan kemenangan Tottenham Hotspur 3 – 1. Jika pada umumnya  penjaga gawang dapat mencetak gol dari tendangan bola mati pada menit-menit akhir, Robinson dapat melakukannya lewat eksekusi tendangan bebas. Uniknya, tendangan bebas tersebut tidak pada daerah berbahaya tim lawan, melainkan dari area permainan sendiri. Dari jarak 88 meter, bola sepakan Robinson melayang jauh kemudian memantul di kotak penalty Watford dan penjaga gawang Ben Foster  melakukan kesalahan sehingga bola masuk ke gawangnya. Gol tersebut tercatat dalam sejarah rekor gol terjauh dalam Barclays Premier League.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar